Rabu, 26 Mei 2010

"sacrifices"

"A wise man once said you can have anything in life if you will sacrifice everything else for it. What he meant is nothing comes without a price.!!!!!!!!!!
So before you go into battle, you better decide how much you're willing to lose. Too often, going after what feels good means letting go of what you know is right, and letting someone in means abandoning the walls you've spent a lifetime building.
Of course, the toughest sacrifices are the ones we don't see coming, when we don't have time to come up with a strategy to pick a side or to measure the potential loss. When that happens, when the battle chooses us and not the other way around, that's when the sacrifice can turn out to be more than we can bear."



sihatceriacergas & the endaevour to achieve more...

Selasa, 25 Mei 2010

membekal PERALATAN KOMPUTER dan PENCETAK di BANGSAR






..............................................................................

NUSYUZ - Isteri derhaka atau Suami Zalim?
NUSYUZ
Nusyuz secara bahasa adalah ketidakpatuhan, diambil dari an-Nasyz yang berarti tanah yang tinggi, ketidakpatuhan disebut nusyuz karena pelakunya merasa lebih tinggi sehingga dia tidak merasa perlu untuk patuh.


Nusyuz dalam istilah rumah tangga adalah kebencian suami isteri kepada pasangannya. Wanita itu nusyuz kepada suaminya jika dia tidak patuh kepadanya, suami nusyuz kepada isteri jika dia memperlakukannya dengan buruk dan berpaling darinya.


Nusyuz adalah keadaan yang terjadi pada suami atau isteri dalam bentuk ketidakharmonian, kerenggangan, ketidaksukaan, penolakan, ketidakpatuhan dan kedurhakaan dari isteri atau berpaling dari suami.


Allah Subhanahu waTa’ala telah mensyariatkan sebuah solusi bijak untuk mengatasi problem rumah tangga ini sesuai dengan perkembangan dan kondisi lapangan dengan menggunakan kelembutan, ketenangan dan kesabaran, Allah tidak memerintahkan memutus hubungan di antara suami istri dengan talak atau khulu’ secara langsung, akan tetapi Dia memberikan arahan-arahan kepada suami dan isteri untuk mengulangi tanda-tanda nusyuz pada tahapnya yang pertama.
Nusyuz suami
Allah Ta’ala berfirman, artinya, “Dan jika seorang wanita khawatir akan nusyuz atau sikap tidak acuh dari suaminya, maka tidak mengapa bagi keduanya mengadakan perdamaian yang sebenar-benarnya, dan perdamaian itu lebih baik (bagi mereka) walaupun manusia itu menurut tabiatnya kikir, dan jika kamu bergaul dengan isterimu secara baik dan memelihara dirimu (dari nusyuz dan sikap tak acuh), maka sesungguhnya Allah adalah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. an-Nisa`: 128).

Kekhawatiran adalah dugaan terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan dengan terlihatnya sebagian tanda-tandanya atau indikasi-insikasinya. Dalam kondisi semacam ini, maka ayat di atas mengarahkan kepada suami isteri untuk melakukan islah/ kesepakatan damai sekalipun salah satu pihak harus mundur dari haknya dan pihak lain mendapatkan lebih, hal ini demi keutuhan rumah tangga.

Aisyah menjelaskan sifat nusyuz dari suami dan cara mengatasinya, dia berkata tentang firman Allah, artinya, “Dan jika seorang wanita khawatir akan nusyuz atau sikap tidak acuh dari suaminya.” Aisyah berkata, “Dia adalah wanita yang bersuami, suami tidak mempedulikannya, dia ingin mentalaknya dan menikahi wanita lain, maka isteri berkata kepada suami, ‘Biarkan aku bersamamu, jangan menceraikanku, silakan menikah dengan yang lain, aku tidak menuntut nafkah darimu dan pembagian, itulah firman Allah Subhanahu waTa’ala, artinya, “Maka tidak mengapa bagi keduanya mengadakan perdamaian yang sebenar-benarnya, dan perdamaian itu lebih baik (bagi mereka).”

Berdamai bisa tercapai pada sesuatu yang merupakan hak suami, dan hak isteri atas suami adalah mahar, nafkah dan hak bermalam, isteri berhak menuntut tiga perkara ini dari suami, suami rela atau tidak. Adapun hubungan suami isteri, maka isteri memiliki hak padanya untuk menjaga dan melindunginya dari perkara-perkara yang haram.
Perdamaian di sini bisa dengan pengembalian mahar, semuanya atau sebagian, atau isteri menggugurkan kewajiban nafkah dari suami, atau menggugurkan jatah bermalam. Tujuan isteri melakukan ini adalah agar suami tidak mentalaknya, jika hal ini disepakati oleh keduanya, maka ia sah.


Dalam kondisi ini isteri disarankan bersabar, bersikap bijak dan bertindak dengan cermat, jika dia mencium gelagat kebencian dan ketidakpedulian dari suami demi menjaga ikatan pernikahan, dengan kebijakan, kepintaran dan perasaannya sebagai wanita dia bisa mengetahui sebab berpalingnya dan sikap acuh suami, lalu dia berusaha menepis sebab-sebab ini, memperbaiki keadaan dan menemukan tempat-tempat penyakit dan persoalan untuk diubati.

Tidak semua sikap acuh suami tergolong nusyuz, ada banyak persoalan hidup yang penting yang menyibukkan fikirannya, menyita waktu dan tenaganya dalam jumlah besar, seperti persoalan-persoalan ekonomi, sosial dan lainnya di mana tenaga dan dayanya terfokus kepadanya sehingga suami pulang kepada isteri dalam keadaan sangat letih dan lelah akibatnya suami tidak bisa berkelakar, berbincang malam dan memberinya kehangatan, maka wajib atas isteri mengetahui sebab-sebab ini dengan jelas dan memastikan problem nusyuz dan sikap acuh suami yang dia rasakan dan dia lihat, jika persoalannya seperti ini atau ada sebab lain yang bersifat insidentil, maka istri harus bersabar dan menerima sampai sebab-sebab tersebut hilang dengan sendirinya.

Di samping bersabar, isteri juga harus membantunya, jika dia memang mampu untuk itu, menyediakan iklim kejiwaan dan ketenangan rohani dalam rumah, mengikis kesedihan dan kesusahan dari suami dengan kelembutan, kasih sayang dan keceriaannya, menghapus duka dan kelelahan yang dia dapatkan dalam pekerjaannya di luar dengan senyuman yang tulus dan jiwa yang optimis, menggugah kembali sikap optimis, ketenangan, semangat dan pantang menyerah dalam jiwa suami. Biasanya sebab-sebab seperti ini akan lenyap, jika isteri memperhatikan hal-hal seperti ini dalam kehidupan rumah tangganya.


Jika ternyata suami berpaling dan menghindar karena sesuatu pada isteri yang tidak dia sukai, maka isteri harus memperbaiki keadaannya, memperhatikan apa yang dipandang dan dicium suami, berusaha menghilangkan sebab-sebab kebencian yang merupakan sebab terpenting mengapa suami berpaling dan menjauh. Jika seluruh usaha tidak berhasil dan suami tetap berpaling dan bersikap nusyuz, maka solusinya adalah apa yang tertera dalam ayat yang mulia, “Maka tidak mengapa bagi keduanya mengadakan perdamaian yang sebenar-benarnya.” Yakni tidak mengapa keduanya berdamai di atas sesuatu kesepakatan, seperti isteri tidak menuntut sebagian haknya dalam mahar, nafkah atau bermalam, agar isteri tetap menjadi isteri, atau isteri mengembalikan mahar untuk berkhulu’ darinya, jika dia tidak mampu bersabar, sebagaimana firman Allah Subhanahu waTa’ala, artinya, “Maka tidak ada dosa atas keduanya tentang bayaran yang diberikan oleh isteri untuk menebus dirinya.” (QS. al-Baqarah: 229).

Dengan syarat dalam perkara ini suami tidak berlaku aniaya yang membuat isteri terpaksa berkhulu’ sehingga suami berhasil mengambil kembali mahar dari isteri, kecuali jika khulu’ ini dengan kerelaan istri dan dia meyakini, bahwa ia lebih baik baginya.

Al-Qurthubi menjelaskan tentang penentuan perdamaian, di mana Allah Subhanahu waTa’ala berfirman, artinya, “Dan perdamaian itu lebih baik (bagi mereka).” Al-Qurthubi berkata, “ Perdamaian adalah kata umum lagi mutlak yang berarti bahwa perdamaian hakiki di mana jiwa tenteram kepadanya dan perselisihan terangkat adalah lebih baik daripada talak, termasuk dalam makna ini semua kesepakatan yang disetujui oleh suami dan isteri, dalam bentuk harta atau bermalam atau selainnya. ‘Lebih baik’ yakni lebih baik daripada perpisahan, mempertahankan perselisihan, permusuhan dan kebencian, semua itu termasuk dasar dari keburukan.”

Islam mengajak suami isteri untuk memberikan segala upaya untuk mengokohkan pondasi-pondasi kehidupan mereka berdua dan menguatkan ikatannya, karena ikatan suami isteri termasuk ikatan teragung dan paling patut dijaga, perjanjiannya adalah perjanjian paling berat dan paling berhak untuk dipenuhi.

Allah Subhanahu waTa’ala berfirman, artinya, “Dan mereka (para isteri) telah mengambil darimu perjanjian yang kuat.” (QS. an-Nisa`: 21).
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallambersabda,“Sesungguhnya syarat yang paling patut untuk dipenuhi adalah akad yang dengannya kalian boleh berhubungan suami isteri.” (HR.al-Bukhari & Muslim).
Sumber : alSofwah : Ust. Izzudin Karimi, Lc).

http://yusofembong.blogspot.com/
sihatceriacergas & the endaevour to achieve more...

membekal CENDERAMATA ( fruit basket ) di PUTRAJAYA

sihatceriacergas & the endaevour to achieve more...

Sabtu, 22 Mei 2010

WAJAH SYUHADA' DI JALAN ALLAH




semua kakitangan dan ahli KERAMAT-MADU3 mendoakan Semoga Allah mengampuninya, merahmatinya, memaafkan semua kesalahannya,melipatgandakan kebaikannya, menempatkan ruhnya di Syurga Firdaus yang tertinggi bersama para Nabi, siddiqin, syuhada’ dan sholihin dan semoga Allah memberi ganti yang baik bagi kami dan kaum muslimin. Ameen.


Janji Syahid Allah itu memang benar! BUKTI DISERTAKAN…

saya dikejutkan dengan satu panggilan memberitahu anak saudara saya (anak abang) telah meninggal kerana mati lemas ketika keluar berdakwah selama 40 hari mengikut Jemaah Tabligh ke pendalaman Sabah. Tempat sebenar kejadian di Daerah Beluran, lebih kurang 21/2 jam perjalanan ke Bandar Sandakan. Remaja ini bernama Muhamm...ad Huzaifah Bin Muhammad Huzazi. Berumur 21 tahun. Pelajar Ijazah Teknologi Alam Sekitar, Universiti Malaysia Terengganu. Kami berusaha membawa balik ke rumahnya di Sabak Bernam secepat mungkin. Namun kerana peraturan dan dokumentasi, jenazah hanya berjaya di bawa balik pada keesokan harinya.

Tiba di Masjid Sri Petaling sebaik sahaja solat Asar berakhir. Sebaik sahaja kain kapan di buka saya melihat wajahnya seperti sedang tidur tanpa menunjukkan kulit pucat dan kaku seperti kebiasaan mayat. Saya teringat beberapa hadis yang memberikan tanda-tanda orang yang mati dalam keadaan baik (Husnul khatimah). Antaranya dahi berpeluh. Saya cuba mengusap dahi dan mukanya memang terasa berpeluh dan lembab. Darah juga masih mengalir segar. Ketika saya cuba menggantikan kapas di mulutnya kerana kapas tersebut telah penuh dengan darah, saya terkejut kerana darah segar merah masih keluar dari mulutnya dan mengenai kapas baru. Saya menyangkakan dia seperti masih hidup. Ramai jemaah selepas solat asar juga bertanya adakah benar dia sudah mati kerana nampak seperti sedang tidur. Ketika ibunya ingin menciumnya untuk kali terakhir, ibunya tertekan dadanya. Sekali lagi darah merah cair keluar dari mulutnya.

Mengikut kelaziman, selepas hampir 2 hari dan disimpan didalam peti aiS jenazah ketika menunggu untuk dihantar pulang, sudah tentu mayat menjadi beku dan pucat. Darah pun sudah tentu telah menjadi beku dan mati. Namun kebesaran Allah s.w.t dan janjinya memang benar. Ketika manusia berlumba-lumba mengejar keduniaan, masih kedapatan manusia-manusia yang terpilih untuk mati syahid.

Saya terpanggil menulis dan berkongsi cerita ini kerana dalam keadaan sosial para remaja yang semakin larut dengan budaya barat, marilah kita mengajak diri kita, anak2 dan kaum keluarga untuk kembali kepada ajaran Islam sebenar dan mengamalkan amal-amal Islami secara bersungguh-sungguh. Mudah-mudahan suatu hari nanti kita akan TERPILIH dalam golongan orang-orang yang mati syahid di jalan Allah s.w.t.

Mengikut Ayahnya, Ayah angkatnya dan rakan2 universitinya, Huzaifah ini seorang remaja sangat berakhlak. Setiap masa terluang dihabiskan dengan berkunjung ke masjid dan surau bagi menunaikan ibadah dan kerja-kerja agama. Malahan sebahagian wang pinjamannya PTPTN; selain dari untuk yuran pengajian, digunakan untuk dakwah dan kerja-kerja agama. Malahan beliau beberapa kali memberitahu kepada ayahnya yang setiap kali cuti semester panjang, beliau akan ke Sabah kerana disana terlalu ramai orang sudah tinggal kan Islam (Murtad) dan jika masih Islam pun tapi tiada amalan Islam. Masjid dan surau kosong tiada jemaah.Ketika selepas sembahyang Subuh hari sebelum beliau meninggal lemas ketika mandi di sungai, beliau telah berpesan kepada rakan-rakannya supaya meneruskan usaha dakwah dan mengembalikan orang-orang yang jauh daripada Islam kepada Islam semula. Amat mengagumkan dan membuatkan saya terasa amat kerdil dan tiada nilai.


Semoga roh beliau ditempatkan dalam golongan syuhada sebagaimana yang dijanjikan oleh Allah s.w.t.


PERSOALANNYA, diri kita, keluarga dan anak-anak kita bagaimana? Adakah telah pasti terselamat dari seksa alam akhirat? Sama-sama kita renungkan. Gambar2 diambil ketika jenazah sampai di masjid sri petaling. AL FATIHAH.

sihatceriacergas & the endaevour to achieve more...

Selasa, 18 Mei 2010

membekal PERALATAN PEJABAT & MINUMAN BERBOTOL di BANGSAR




sihatceriacergas & the endaevour to achieve more...

operasi " MASJID TAMAN KOSAS " .....










"Ada dua nikmat yang banyak merugikan manusia, iaitu kesihatan dan waktu lapang"
(H.R Bukhari)

sihatceriacergas & the endaevour to achieve more...

operasi " BUKIT KUDA " bermula....






sihatceriacergas & the endaevour to achieve more...

sayu dan sedihnya ...hati ini ( al-Habib Ali bin Ja'far bin Ahmad bin 'Abdul Qadir al-Aydrus Batu Pahat telah kembali kerahmatuLlah )



semua kakitangan dan ahli KERAMAT-MADU3 mendoakan Semoga Allah mengampuninya, merahmatinya, memaafkan semua kesalahannya, melipatgandakan kebaikannya, menempatkan ruhnya di Syurga Firdaus yang tertinggi bersama para Nabi, siddiqin, syuhada’ dan sholihin dan semoga Allah memberi ganti yang baik bagi kami dan kaum muslimin. Ameen.

Marilah kita sama-sama menghadiahkan bacaan surah al-Faatihah dan surah Yaasin kepada beliau.




seorang auliyaUllah, al-'Arifbillah al-Habib Ali bin Ja'far bin Ahmad bin 'Abdul Qadir al-Aydrus Batu Pahat telah kembali kerahmatuLlah pada jam lebih kurang 5.10 petang, 28 JumadilUla 1431H/ 13 Mei 2010. Allahu Allah ... setelah 40 hari pemergian al-Quthub al-Iman al-Allamah al-Habib Abdul Qadir bin Ahmad bin 'Abdurrahman as-Saqqaf. Belum lagi terubat kesedihan atas pemergian al-Habib Abdul Qadir bin Ahmad as-Saqqaf, kini menyusul pula al-Habib Ali bin Ja'far bin Ahmad bin 'Abdul Qadir al-Aydrus, Batu Pahat (pada usia lebih kurang 97 tahun). Allahu Allah ...... Tahun ini merupakan kesedihan buat warga BaAlawi.

Musibah! Musibah! Musibah buat umat apabila kekasih-kekasihNYA satu persatu kembali kepadaNYA


Para ulama itu adalah pewaris Nabi. Sesungguhnya Nabi tidak mewariskan wang dinar dan tidak juga wang dirham, tetapi mereka mewariskan ilmu. Sesiapa yang mengambil ilmu maka dia telah mengambil habuannya yang amat bernilai. Oleh itu matinya seorang yang alim adalah satu musibah yang sukar digantikan dan satu kepincangan yang susah ditutupi. Ini adalah umpama bintang yang hilang sirna (diantara bintang-bintang). Sesungguhnya matinya satu kabilah adalah lebih ringan musibahnya berbanding matinya seorang yang alim. [Hadits riwayat Abu Daud, at-Tirmidhi, Ibn Majah dan al-Baihaqi]
sihatceriacergas & the endaevour to achieve more...

FORUM ANIMASI di PERPUSTAKAAN NEGARA , KL







sihatceriacergas & the endaevour to achieve more...

Majlis Maulidur Rasul صلى الله عليه وآله وسلم Dan Haul Asy-Syeikh Abdul Qadir Al-Jilani رضي الله عنه





Membekal PERALATAN PERUBATAN di BANGSAR



sihatceriacergas & the endaevour to achieve more...

operasi " KAPAR " .....






sihatceriacergas & the endaevour to achieve more...